Gugur
Engkau tak tau bagaimana perasaan ku terbunuh begitu saja oleh harapku yang berlebihan, engku pun tak tau bagaimana caranya aku bangkit dari keterpurukan karena dimabuk asmara, engkau tak tau bagaimana aku melatih perasaan ku agar tak tertatih tatih saat mengingatnya, bagaimana ragaku begitu hancur ketika melihat dia, gemetar tubuhku bisa kusembunyikan, namun gemetar suaraku tak terselamatkan oleh pendengaran, kala itu aku hanya butuh ia kembali, dengan rasa yang sama dan peluk yang hangat, tapi sayangnya, yang datang malahan kertas undangan dan akad nikah yang telah terlaksanakan.. Hari itu, lagi-lagi rasaku seperti dirajam, hancur tak terselamatkan, hatiku jangan kau tanyakan, ia telah gugur karena perasaan yang terlalu dalam.